BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Melihat
gejala manusia modaern yang penuh dengan problematika dan mengakibatkan
kehampaan spritual, maka saatnya untuk mencari solusi untuk melakukan perbaikan
dalam segala aspek kehidupan masyarakat dan disinilah ahklak tasawuf memiliki
peran yang amat penting. Tasawuf berperan melepaskan kesengsaraan dan kehampaan
spritual untuk memperoleh keteguhan dalm memncari tuhan. Karena intisari ajaran
tasawuf adalah bertujuan merperoleh hubugan langsung dan di sadari dengan
tuhan, sehingga seseorang merasa dengan kesadarannya itu berada kehadirat-Nya
dan terlepas dari kegundahan dan kesedihan. Adapun ajaran tasawuf yang paling
mendasar yang dapat di jadikan sebuah solusi dalam mengatasi problematika
kehidupan masyarakat modern, yaitu dengan mengadakan instrospeksi diri atau
dalam bahasa tasawuf di kenal muhasabah
terhadap diri sendiri, baik kaitannya dengan masalah-masalah fertikal maupun
dalam kaitannya dalam masalah horizontal dan mengembangkan individu yang berkehidupan
dengan berakhlak dan bertasawuf.
Upaya
tersebut akan melahirkan ketahanan diri serta terhindar dari kemungkinan
kelengcengan keperibadian. Hasil dari sikap ini adalah sikap rendah hati, tidak
arogan. Manusia lahir, hidup dan mati dan selalu mencari makna, baik untuk awal
maupun akhir hidupnya serta masa antara keduanya. Pencarian makna adalah pokok,
sebagaiman kebutuhan mencari makan dan tempat tinggal, karena dalam kenyataan
merupakan kerinduan akan yang paling akhir yang mutlak, dan ia merupakan kebutuha
manusia selanggeng kebutuhannya akan makanan.[1]
Tasawuf benar-benar memenuhi kebutuhan akan makna ini dan dapat memiliki arti
sebagai tempat belindung di tengah badai kepelbagaian dan ketakmenentuan
manesfestasi semesta dan di tengah badai ketakpastian wujud yang sesaat dan
fana.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.
Apa
pengetian tasawuf dan manusia modern ?
2.
Apa
saja ciri-ciri manusia modern ?
3.
Apa
saja krisis manusia modern ?
4.
Apa saja
problematika manusia modern ?
BAB II
PEMBAHASAAN
1.
Pengertian Tasawuf Dan Manusia Modern
A. Pengertian tasawuf .
1. Secara lughawi
Dalam mengajukan teori tentang pengertian tasawuf,
baik secara etimologi maupun secara istilah, para ahli berbeda pendapat. Secara
etimologi, pengertian tasawuf terdiri atas beberapa macam pengertian berikut.
Pertama,
tasawuf berasal dari
istilah yang dikonotasikan dengan “ ahlus
suffah “ yang berarti sekelompok orang pada masa rasulullah yang hidupnya
diisi dengan banyak berdiam di serambi masjid dan merekan mengabdikan hidupnya
untuk beribadah kepada Allah
Kedua,
tasawuf berasal dari kata
“ shafa “ yang berarti bagi nama
orang-orang yang bersih atau suci
Ketiga,
tasawuf berasal dari kata
“ shaf “ yang berarti orang-orang
yang ketika shalat barada di shaf yang paling depan
2. Secara istilah
Pengertian tasawuf secara istilah telah banyak diformalasikan pula ahli
yang satu dan lainnya berbeda, sesuai denga seleranya masing-masing.
Menurut Al-Junaidi. Ia memberikan rumusan tasawuf
sebagai berikut “ ( tasawuf ) ialah
kesadaran bahwa yang hak ( Allah ) adalah yang mematikanmu dan yang
menghidupkanm[2]
.”
Menurut Al-Junaidi. Dalam ungkapan lain,
al-junaidi mengatakan, “ adalah beserta
Allah tanpa adanya penghubung[3]
“
Menurut amir bin usman al-makki. Ia pernah berkata
“ tasawuf adalah melakukan sesuatu yang
terbaik di setiap saat [4].
“
B. Pengertian Masyarakat Modern
Istilah “
masyarakat modern “ terdiri dari dua kata yaitu masyarakat dan modern.
Istilah masyarakat dalam bahasa inggris society
yang asal katanya socius yang berarti
kawan. Sedangkan dalam bahasa arab di kenal dengan istilah syirk yang berarti “ bergaul.“
masyarakat didefinesikan sebagai kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat
oleh suatu rasa identitas bersama, atau sejumlah orang dalam sekelompok yang
membentuk prikehidupan berbudaya.[5]
Adapun kata “
modern “ dalam kamus populer diartikan dengan terkini, metakhir dan terbaru.[6]
Jadi, berdasarkan
dua pengertian tersebut, maka masyatrakat modern adalah sekelompok manusia yang
hidup dalam kebersamaan yang saling memperbaruhi dan terikat norma-norma serta
sebagian besar anggotanya mempunyai orientasi nilai budaya untuk menuju
kehidupan yang maju.
2.
Ciri-Ciri Manusia Modern
Maka ada beberapa
indikator atau ciri-ciri yang dimiliki oleh manusia modern di antaranya adalah
sebagai berikut.
a. Hubungan antar manusia, terutama
didasarkan atas kepintingan-kepentingan pribadi.
b. Memiliki kecenderungan untuk memamfaatkan
ilmu pengetahuan dan tehnologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
c. Sebagian besat manusiannya mengenyam
pendidikan formal sampai tingkat pendidika tinggi.
d. Masyarakat modern tergolong menurut
bermacam-macam profisi serta keahlian.
e. Berfikir lebih objektif dan rasional.
f. Bersifat terbuka, mau menerima saran,
masukan dan kritik
g. Berfikir untuk masa depan yang lebih cerah
h. Selalu berusaha untuk memahami semua
gejala yang di hadapi dan bagaiman mengorganisasikan sehingga kehidupannya
lebih baik.
i.
Hidup
dari sektor industri, dan selain itu mereka juga hidup dari sektor perdagangan
kepariwisataan dan jasa yang lainnya.
‘
3.
Krisis Dan Problematika Manusia Meodern
a. Krisis Manusia Modern
Manusia modern mengalami lima krisis :
1) Krisis identitas, dimana manusia sudah
kehilangan kepribadianya dan bentuk dirinya. Artinya menusia sudah tidak lagi
memiliki pendirian, percaya diri dan tidak lagi memiliki keinginan untuk
memperbaiki dirinya.
2) Krisis legalitas, dimana manusia sudah
mulai kehilangan penentuan peraturan untuk diri dan masyarakatnya. Artinya
manusia sudah tidak lagi mematuhi peraturan yang ada. Hal tersebut berakibat
manusia akan melakukan sesuatu dengan seenaknya.
3) Krisis penetrasi, dimana manusia telah
banyak kehilangan pengaruh yang baik untuk diri dan masyaratnya penuh dengan
polusi fisik maupun mental. Artinya manusia sudah banyak kehilangan sisi
baiknya baik dari segi fikiran, perkataan serta tingkah laku.
4) Krisis partisipasi, dimana manusia telah
kehilangan kerja sama, terlalu individualistis. Dimana manusia tidak lagi
membutuhkan kerja sama dalam krisis manusia lebih suka berindividu.
5) Krisis distribusi, dimana manusia di
hantui oleh tidak adanya keadilan dan pemerataan income masyarakat. Dalam
krisis ini manusia tidak lagi memperhatikan keadilan hanya saja
memperpentingkan dirinya sendiri.
b. Problematika manusia modern
Kehidupan manusia modern identik dengan mendewakan
ilmu pengetahuan dan tehnologi, mengesanpingkan pemahaman agama. Mereka beranggapan
bahwa ilmu pengetahuan dan tehnologi tidak selamanya seperti yang diharapkan,
karena kemajuan bidang tehnologi yang berkembang pada manusia modern akan
memberikan dampak bagi kehidupan manusia, yaitu dapat memberikan dampak pasitif
dan, pada sisi lain, juga menimbulkan dampak negatif.
Dampak negatif tentu saja akan meningkatkan
keragaman budaya yang tersedia melalui peyedian kesempaatan yang menyeluruh
sehingga memberikan kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan kecapakan baru
dan dapat memberikan pengethuan yang bermamfaat taraf hidup manusia.
Adapun dampak negatif dan
kemjuan tehnologi akan menimpa kehidupan masnusia jika tehnoligi berada di
tangan orang yang secara mental dan keyakinan agama mengalami gangguan atau
berada pada tanga-tangan orang yang tidak berakhlak. Kecanggihan ilmu
pengetahuan dang tehnologi tanpan didasari membuka peluang yang besar bagi penyalahgunakan
tehnologi untuk tujuan-tujuan yang kurang tepat. Misalnya , pengunaan tehnologi
imformasi seperti komputer dimamfaatkan untuk tukar menukar imformasi dalam
rangka penipuan, menyebarkan film-film telarang dan sebagainya. Televisi
dimamfaatkan untuk menampilkan siaran-siaran yang dapat merusak moral bangsa.
Kecanggihan ilmu pengetahuan dan tehnologi digunakan untuk menikmati dan
mengeksplotasi alam demi kepuasan dirinya sendiri tanpa rasa tanggung jawab
apapun. Kecanggihan senjata dimamfaatkan untuk menyakiti sesama manusia.
Selain problematika dalam
aspek pengembangan intelektual khususnya pengembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi, dalam rmanusia modern juga mengalami berbagai problem dalam aspek
lainnya, seperti dalam aspek politik, aspek plurarismu agama, aspek spritual dan aspek etika. Dalam
aspek politik, banyak terjadi perebutan kekuasaan, politik menghalalkan segala
cara dan politik mampun menghilangkan menjadikan menusia lupa akan adanya
kehidupan akhirat. Selain itu, aspei pluralitas agama, manusia seringkali
mencampuri urusan kepercayaan agama lain, saling menganggap agama yang diikuti
adalah dan yang lainya adalah salah. Hal ini menimbulkan perpecahab antar umat
beragama. Padahal, pluralitas agama dalam manusia modern adalah sesuatu yang wajar,
yang sudah menjadu sunnatullah.
Tidak bisa dipungkiri
adanya pluralitas dalam kehidupan harus disikapi dengan toleran, jujur,
terbuka, bijaksana dan adil. Berkaitan dengan pluralitas agama, konsep tasawuf
memandang bahwa inti ajaran semua agama adalah sama yaitu penyerahan diri
kepada tuhan pencipta alam seisinya. Sebagaimana dalam ajaran tasawuf dikenal
sengan konsep wihdat al-adyan. Konsep
ini memandang bahwa sumber agama adalah satu, hanya berbeda bungkus luarnya
saja.
Dalam aspek spritual,
manusia modern senantiasa terbuai dalam situasi keglamoran, mendewakan ilmu
pengetahuan dan tehnologi yang menjadikan mereka meninggalkan pemahaman agama,
hidup dalam sikap sekuler yang menghapus visi keilahian. Hilangnya visi
keilahian tersebut mengakibatkan kehampaan spritual dan mengakibatkan menusia
jauh dengan sang maha pemcipta, meninggalkan ajaran-ajaran yang dimuat dalam
dogma agama. Akibat dari itu, maka dalam kehidupan manusia modern sering
dijumpai banyak orang yang merasa gelisah, tidak percaya diri, stress dan tidak
memiliki pegangan hidup. Kegelisahan hidup mereka sering disebabkan karena
takut kehilangan apa yang dimiliki. Rasa khawatir terhadap masa depan yang
tidak dicapai sesuai dengan harapan, daya saing yang tinggi dalam memenuhi
kebutuhan hidup, dan akibat adanya banyak pelanggaran dosa yang dilakukan.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dalam pandangan tasawuf, penyelesaian dan
perbaikan di atas tidak dapat tercapai secara optimal jika hanya berorentasi
untuk mencari kehidupan lahir, karena kehidupan lahir hanya merupakan pandangan
atau berakibat dari kehidupan manusia yang di gerakkan oleh tiga kekuatan pokok
yang ada pada diri manusia, yaitu : akal, syahwar dan nafsu amarah. Oleh sebab
itu, untuk dapat menghasilkan secara optimal dalam membenahi keadaan masyarakat
modern, tasawuf mempunyai peotensi untuk menawarkan pembebasan spritual, dapat
memberikan jawaban terhadap kebutuhan spritual, mempersenjai diri manusia
dengan nilai-nilai rohaniah yang akan membentengi dir saat menghadapi problem
kehidupan yang serba materialistik dan berusaha merealisasikan keseimbangan
jiwa sehingga timbul kemampuan menhadapi problem yang ada, mengajak manusia
mengenal dirinya sendiri dan akhirnya tasawuf mengajak mengenal tuhannya
melalui ajaran-ajarannya yang mampu memberikan solusi bagi manusia untuk
menghadapi krisis-krisis manusia.
DAFTAR PUSTAKA
v Nas r, Sayyid Husein. 2002. Tasawuf dulu dan sekarang. Jakarta :
pustaka firdaus.
v Partanto, Pius A.2001. Kamus ilmiah populer. Surabaya : arkelo.
v Sholehin, M. 2008. Ilmu tasawuf. Bandung : cv pustika setia.
v Taulika, Hamzah. 2011. ahklak tasawuf. Surabaya : IAIN Sunan Ampel Pers.
Belum ada komentar untuk "TASAWUF"
Berikan Tanggapan mengenai Artikel Di Atas :