peradaban islam
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setelah berakhir periode klasik Islam, ketika islam mulai memasuki
masa kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan
saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan
kerajaan-kerajaan islam dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan, kemajuan dalam bidang ilmu dan
teknologhinitulah yang mendukung keberhasilan politiknya. Kemajuan-kemajuan
Eropa ini tidak dapat dipisahkan dari pemerintahan islam di Spanyol. Dari Islam
Spanyol di Eropa banyak menimba ilmu. Pada periode klasik, ketika Islam
berhasil mencapai masa keemasaan, Spanyol merupakan pusat perdaban Islam yang
sangat penting, menyaingi baghdad di timur. Ketika itu, orang-orang Eropa
Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam disana. Islam
menjadi “Guru” bagi orang Eropa. Karena itu kehadiran Islam di Spanyol banyak
menarik perhatian para sejarawan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Sejak kapan islam berada di wilayah Andalusia/Spanyol?
2. Bagaimana Daulah Umayah mendirikan kekuasaan di Andalusia/Spanyol?
3. Di masa siapakah Daulah Umayah di Spanyol Berjaya?
4. Apa yang menjadi sebab-sabab keruntuhan Daulah Umayah di Spanyol?
5. Sejak kapan Daulah Fathimiyah berdiri?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ISLAM DI ANDALUSIA/SPANYOL
Spanyol/Andalusia di kuasai oleh umat Islam pada
zaman Khalifah Al-Walid (705-715 M) salah seorang khalifah Daulah Umayah yang
berpusat di Damaskus.[1] Dan
masa ini berlangsung selama hampir delapan abad ( 711 – 1492 M ).
Sebelum umat Islam menguasai Andalusia wilayah
yang terletak disekitar semenanjung Iberia dan membelah Benua Eropa dengan
Afrika ini dikenal dengan berbagai nama. Sebelum abad ke – 5 M, wilayah ini
disebut dengan Iberia ( atau Les Iberes ), yang diambil dari nama Bangsa Iberia
( penduduk tertua diwilaya tersebut ). Ketika berada dibawah kekuasan Romawi,
wilayah ini dikenal dengan nama Asbania. Pada abad ke – 5 M, Andalusia dikuasai
olah Bangsa Vandal yang berasal dari wilayah ini sejak itu wilayah ini disebut
Vandalusia yang oleh umat Islam akhirnya disebut “ Andalusia “. Setelah itu datanglah bangsa Gothia ke
Andalusia memerangi bangsa Vandal dan menguasai Andalusia. Pada Awalnya bangsa Gothia ini kuat sekali tapi
kemudian banyak perpecahan dan menyebabkan
kemunduran kerajaan itu.
Kemudian setelah Witiza, raja Gothia meninggal digantikan oleh
Roderick. Peristiwa ini menyebabkan putera-putera raja Witiza sangat marah
dan mereka mengadakan perjanjian persekutuan dengan kaum muslimin. Begitu pula
telah terjadi perselisihan antara Count Julian yang memegang pemerintah.
Perselisihan ini kabarnya karena Roderik mencemarkan kehormatan puteri dari
Julian. Karena itu Julian ingin membalas dendam untuk membela kehormatan dan
nama baiknya. Ia berusaha mendorong kaum Muslimin supaya menyerbu ke Spanyol.
Tentunya ini merupakan kesempatan yang baik bagi kaum muslim.
Kaum yang memusuhi Rodrick itu akhirnya meminta Graf Julian bekerja sama Musa bin Nushair, gubernur Muawiyah di Afrika. Musa kemudian minta ijin pada Khalifah walid
bin Abdul Malik yang berkedudukan di Damascus, dan segera dikirmlah pasukan
sebanyak 500 orang dibawah pimpinan Tharif bin Malik untuk
menyerbu Spanyol. Setelah kemenangan pasukan ini, Musa mengirimkan pasukan
gerak cepat di bawah komando Thariq bin Ziyad, kemudian Thariq bin Ziyad berngkat untuk
memimpin 7000 orang tentara yang terdiri dari bangsa Babar.Mereka menyebrangi
selat itu dengan kapal-kapal yang disediakan oleh Julian, penguasa di Septah,
yang dulunya pernah pula menyediakan kapal-kapal untuk Tharif dan pasukannya.
Ini terjadi pada bulan Rajab atau Sya’ban tahun 92 H. Thariq beserta pasukannya
kemud ian mendarat dan menempati suatu gunung yang sampai kini masih dikenal
dengan namanya sendiri, yaitu “jabal Thariq” (Giblatar). Disanalah Thariq
mempersiapkan satuan-satuannya untuk menyerbu semenanjung yang luas dan makmur
itu.[2]
Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol,
karena pasukannya lebih besar dari hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri
dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan
sebagian lagi orang arab yang dikirim Khalifah Al-Walid. Pasukan itu kemudian
menyebrangi Selat dibawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. Sebuah gunung tempat
pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukannya. Dikenal
dengan nama Giblatar (Jabal Thariq). Dengan dikuasainya daerah ini, maka
terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam Pertempuran di suatu
tempat bernama Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq dan pasukannya
terus menaklukkan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada, dan Toledo (Ibu
kota kerajaan Goth saat itu). Sebelum Thariq menaklukkan kota Toledo, ia
meminta tambahan pasukan kepada Musa ibn Nushair di Afrika Utara. Musa
mengirimkan tambahan pasukan sebanyak 5.000 personel, sehingga jumlah pasukan
Thariq seluruhnya 12.000 orang. Jumlah ini belum sebanding dengan pasukan
Ghotik yang jauh lebih besar, 100.000 orang.
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka
jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Untuk itu, Musa ibn
Nushair merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan maksud
membantu perjuangan Thariq. Dengan suatu pasukan yang besar, ia berangkat
menyebrangi selat itu dan satu persatu kota yang dilewatinya dapat
ditaklukkannya. Setelah Musa berhasil menaklukan Sidonia, Karmona, Seville dan
Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan Gothic, Theodomir di Orihuela, ia
bergabung dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai
seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai dari Saragosa
sampai Navare.[3]
Selanjutnya Thariq menggerakkan pasukannya ke pusat kekuasaan
Roderick di Spanyol. Roderick terdesak sampai perbatasan tebing sungai
Guadelete, di perbatasan antara Medinia dan Sidonia. Merasa tidak ada jalan
lain, akhirnya Roderick meninggal dengan terjun ke dalam sungai Guadelete.
Setelah berhasil dalam pertempuran melawan Roderick, Thariq dengan mudah
menaklukan kota Sidonia, Carmona, dan Granada. Setelah menaklukan kota Cordova,
ia segera bergerak ke Toledo, Ibukota pemerintahan Spanyol dan berhasil
menguasainya. Jadi dalam waktu singkat, pasukan Thariq berhasil menguasai sebagian
besar wilayah Spanyol.
Kesuksesan Thariq yang gemilang menarik perhatian Musa ibn
Nusyair. Ia mendarat di Spanyol dengan 18.000 pasukan pada bulan Juli 712 M.,
dan segera menaklukan kota Saville dan sejumlah kota kecil lainnya. Di dekat
kota Toledo Musa menjumpai Thariq. Dengan sikap marah Musa menanyakan prihal
harta rampasan perang selama ini, namun akhirnya mereka mencapai kesepakatan
sehingga terbentuklah pasukan gabungan. Pasukan gabungan itu dengan mudah
menaklukkan kota sarragosa, Terragona dan Barcelona. Selanjutnya Musa
mengerahkan pasukannya karah Timur untuk menaklukkan negeri-negeri Eropa
lainnya. Sementara itu kabar mengenai perlakuan Musa terhadap Thariq ibn Ziyad
terdengar sampai Damaskus, Sehingga Raja Walid I memerintahkan Musa kembali ke
Damaskus.[4]
Orang tak dapat membenarkan riwayat yang menggambarkan adanya rasa
permusuhan dan saling membenci antara Musa dan Thariq, dan bahwa Musa pernah
menganiaya dan mempersalahkan Thariq. Semua fakta yang ada dihadapan kita
bahkan menunjukkan adanya kerjasama yang erat antara kedua pahlawan itu. Musa
telah mengirim bala bantuan kepada Thariq, dan kemudian ia sendiri datang
kesana dan menaklukkan negeri-negeri yang berada di belakang pasukan Thariq.
Dengan demikian ia telah berusaha untuk menghindarkan pasukan-pasukan Thariq
dari pukulan musuh dari belakang. Selanjutnya, kedua pahlawan itu terus maju
bergandeng bahu dan bekerja sama dalam menaklukkan negeri-negeri yang masih
tertinggal, hingga akhirnya mereka mencapai kemenangan yang sempurna di daerah
itu. Melihat fakta-fakta ini bagaimana pula kita bias bekata bahwa antara kedua
pahlawan itu ada rasa permusuhan?[5]
Sebelum meninggalkan Spanyol, Musa mengatur keperluan untuk
tegaknya wilayah yang baru saja ditaklukkannya. Ia mengangkat ketiga putranya :
Abdul Aziz sebagai Raja muda di Spanyol, Abdullah sebagai gubernur di Afrika,
dan Abdul Malik sebagai gubernur Maroko. Dengan membawa harta rampasan dalam
jumlah yang besar, Musa kembali ke Damaskus untuk diserahkan kepada Raja Walid
I, namun sang raja meninggal sebelum Musa tiba di Damaskus.
Penaklukan pasukan muslim terhadap Spanyol merupakan lembaran baru
yang gemilang bagi sejarah negeri ini. Penaklukan tersebut menyelamatkan
wilayah Spanyol dari Tirani. Ghotik, dengan membuka suatu era baru di mana
kebenaran dan keadilan ditegakkan. Prinsip persaudaraan universal diterapkan
kepada seluruh rakyat. Kebebasan beragama terjamin, baik bagi mereka yang
beragama yahudi maupun Kristen. Sekalipun atas mereka diwajibkan membayar
jizya, namun terasa sangat ringan dibandingkan beban berbagai pajak yang
dipikul mereka pada masa sebelum pemerintahan muslim. Segala bentuk perpajakan
yang memberatkan rakyat dihapuskan dan digantikan dengan sistem perpajakan yang
adil. Para budakdan hamba sahaya dibebaskan. Perdagangan dan perniagaan
mengalami kemajuan pesat. Pertanian dikembangkan dengan membangun sejumlah
sistem irigrasi. Pembangunan menjadikan sejumlah kota di Spanyol berdiri dengan
megah. Cordova merupakan simbol kehebatan pada abad pertengahan, suatu abad di
mana bangsa Eropa tengah dilanda kegelapan dan kebodohan. Spanyol merupakan
satu-satunya negeri Eropa yang pertama kali mengalami masa pencerahan lantaran
kemajuan pendidikan dan peradaban, pada saat itu kemajuan pendidikan dan
peradaban Spanyol selama masa pemerintahan muslim mengantarkan negeri-negeri
Eropa lainnya mencapai masa pencerahan di masa belakangan.
Demi ketertiban urusan administrasi, pemerintahan muslim di
Spanyol dibagi menjadi empat wilayah provinsi, masing-masing di bawah
penguasaaan gubernur. Masyarkat Spanyol diberikan kebebasan beragama dan antara
mereka dengan kaum emigrant Arab Muslim menjalin integritas masyarakat, bahkan
dalam urusan perkawinan sekalipun. Mereka diberikan kebebasan hidup, beragama
dan kebebasan berfikir. Selama masa ini masyarakat Spanyol mengalami kemajuan
pesat dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, sehingga Spanyol mencapai puncak
kemajuan, pada saat itu, selama pemerintahan Muslim.[6]
2.2 PERKEMBANGAN ISLAM DI SPANYOL/ANDALUSIA
Sejak pertama kali berkembang di Spanyol sampai dengan berakhirnya
kekuasaan Islam di sana, Islam telah memainkan peranan yang sangat besar. Masa
ini berlangsung selama hampir 8 abad (711-1492 M). Pada tahap awal semenjak
menjadi wilayah kekuasaan Islam, Spanyol diperintah oleh wali-wali yang
diangkat oleh pemerintahan Bani Umayah di Damaskus. Periode ini kondisi sosial
politik di Spanyol masih diwarnai perselisihan disebabkan karena kompleksitas
etnis dan golongan. Selain itu juga timbul gangguan dari sisa-sisa musuh Islam
di Spanyol yang bertempat tinggal di wilayah-wilayah pedalaman. Periode ini
berakhir dengan datangnya Abdur Rahmad Al-Dhalil ke Spanyol pada tahun 138
H/755 M.[7]
2.2.1 Periode Pertama (711-755 M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali
yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayah yang berpusat di Damskus. Pada periode
ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna,
gangguan-gangguan masih terjadi baik datang dari dalam maupun dari luar.
Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara elit penguasa,
terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Di samping itu, terdapat
perbedaan pandangan terhadap khalifah di Damaskus dan Gubernur Afrika Utara
yang berpusat di Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa, merekalah yang berhak
menguasai daerah Spanyol ini. Oleh karena itu, terjadi dua puluh kali
pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat.
Perbedaan seringnya terjadi perang saudara. Hal ini ada hubungannya dengan
perbedaan etnis, terutama antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab. Di dalam
etnis Arab sendiri, terdapat dua golongan yang terus menerus bersaing, yaitu
suku Qaisy (Arab Utara) dan Arab Yunani (Arab Selatan). Perbedaan etnis ini
seringkali menimbulkan konflik politik, terutama ketika tidak ada figur yang
tangguh. Itulah sebabnya di Spanyol pada saat itu tidak ada gubernur yang mampu
mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang agak lama.
Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol
yang bertempat tinggal di daerah-daerah pergunungan yang memang tidak pernah
tunduk kepada pemerintahan Islam. Gerakan ini terus memperkuat diri. Setelah
berjuang lebih dari 500 tahun, akhirnya mereka mampu mengusir Islam dari bumi
Spanyol.
Karena seringnya terjadi konflik internal dan berperang menghadapi musuh luar, maka dalam periode ini Islam Spanyol belum memasuki kegiatan pembangunan dipandang peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dengan datangnya Abd Al-Rahman Al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 13 H/755 M.[8]
Karena seringnya terjadi konflik internal dan berperang menghadapi musuh luar, maka dalam periode ini Islam Spanyol belum memasuki kegiatan pembangunan dipandang peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dengan datangnya Abd Al-Rahman Al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 13 H/755 M.[8]
2.2.2 Periode Kedua (755-912 M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang
yang bergelar amir (Panglima atau Gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat
pemerintah. Spanyol menjadi bagian dari imperium Islam dalam masa pemerintahan
Walid bin Abdul Malik. Sejak itu Spanyol merupakan bagian dari wilayah
kekuasaan Islam. Bangsa Spanyol bahagia dan makmur di bawah pemerintahan
Muslim. Ia tetap menjadi bagian dari kekhalifahan Umayah hingga pecahnya
pemberontakan Abbasiyah. Abbasiyah berhasil menegakkan kekuasaannya di berbagai
bagian imperium kecuali Spanyol. Di sana seorang putra Bani Umayah mendirikan
pemerintahan yang merdeka.
Pendiri dinasti Umayah yang merdeka ini ialah Abdurrahman bin Abi
Spfyan, cucu Khalifah Umayah ke 10, Hisyam. Dia adalah salah seorang di antara
sedikit Bani Umayah yang terlepas dari Pembalasan dendam yang keji dari
khalifah Abbasyiah yang pertama, Asaffah. Setelah singgah lima tahun di
Palestina, Mesir, dan Afrika, akahirnya dia sampai di Geuta. Disana dia diberi
perlindungan oleh seorang Berber, keluarga pamannya dari pihak ibu. Kemudian
mengutus pelayannya, Badar, untuk berunding dengan orang-orang Siria di
Spanyol. Orang-orang Siria merupakan pendukung utama bani Umayah, dan mereka
siap menyambut pemuda petualang dari dinasti kesayangannya itu. Karena itu
Abdurrahman pergi ke Spanyol dan memperoleh sambutan hangat pada tahun 755 M.
Pribadi yang menarik dari seorang Petualang muda ini serta nama besar
keluarganya, membuat dia memperoleh dukungan rakyat. Gubernur Abbasiyah yang lemah
memeranginya di Masarah. Pertempuran Masarah itu merupakan pertempuran yang
menentukan. Yusuf gubernur Abbasiyah untuk Spanyol, dikalahkan karena Khalifah
Manshur tidak dapat mengirimkan bantuan pada waktunya. Abdurrahman menjadi
penguasa Spanyol dan menempatkan dirinya di Singgasana Spanyol sebagai seorang
amir yang merdeka (756 M).maka di dalam masa enam tahun sejak kejatuhan
pemerintahan Umayah, suatu dinasti Umayah yang baru didirikan di Spanyol.[9]
Semenjak menjabat sebagai penguasa Spanyol, Abdur Rahman
menghadapi berbagai gerakan pemberontakan internal. Gangguan pihak luar yang
terbesar adalah serbuan pasukan papin, seorang raja prancis dan putranya bernama
Charlemagne. Namun pasukan penanggung jawab ini dapat dikalahkan oleh kekuatan
Abdur Rahman. Belum selesai menangani aksi pemberontakan ia keburu meninggal
dunia pada tahun 172 H/788 M., sebelum Amirat Umayah di Spanyol ini berdiri
tegak.[10]
1. Hisyam I (172-180 H/788-796 M)
Abdur Rahman di gantikan oleh putranya yang bernama Hisyam I
(172-180 H/788-796 M). Ia merupakan penguasa yang lemah lembut dan
administrator yang liberal. Ia menghadapi pemberontakan yang dilancarkan oleh
saudaranya sendiri di Toledo, yakni Abdullah dan Sualiman. Pemberontakan ini
dapat ditaklukan oleh Hisyam. Selanjutnya Hisyam mengarahkan perhatiannya ke
wilayah utara. Umat Kristen yang tidak henti-hentinya melancarkan gangguan
keamanan ditindasnya sekaligus berhasil mengalahkan kekuatan perancis. Kota
Norebonne ditaklukkannya, sementara suku-suku yang tinggal di Galicia
mengajukan perdamaian.
Hisyam merupakan penguasa yang adil, dan bermurah hati khususnya
terhadap rakyatnya yang lemah dan miskin. Ia senantiasa ingin mengetahui
keluhan si miskin ia senantiasa dengan keluar malam masuk perkampungan di
kordoba, dan dengan mengunjungi mereka yang sedang sakit. Lalu meringankan beban
mereka dengan membagikan sejumlah uang. Sekalipun tempramennya lemah lembut,
namun seringkali ia menunjukan sikap tegas terhadap para pesuruh dan
pemberontak yang mengancam stabilitas Negara.
2. Hakam I (796-822 M)
Hakam I menggantikan ayahnya, Hisyam I, menduduki tahta Spanyol.
Dia adalah orang yang tidak baik dan tidak mulia. Dia suka dilingkungi
kemegahan dan pertunjukan-pertunjukan. Pembawaanya suka senang-senang dan
menikmati kehidupan yang diperolehnya, dia sangat kecanduan dengan minum anggur.
Tak lama setelah pelantikannya, hakam dihadapkan pada
pemberontakan yang hebat dari para pembelot yang dipimpin oleh seorang Faqih.
Orang-orang faqih itu sangat mempengaruhi para pembelot yang tinggal
dipinggiran kota Cordova sebelah selatan, yang ketika itu ibu kota Spanyol
Muslim. Karena kedermawanan kebijakan Hisyam yang disalahgunakan, kaum faqih
itu menjadi suatu kekuatan di negeri itu. Dia menghindari semua campur tangan
dalam urusan Negara” karena frustasi dalam harapannya memperoleh kekuasaan, dan
merasa bangga akan kependetaan mereka, mereka menjadi penghasut dengan
pidato-pidato.” Oleh karena itu, kaum faqih berusaha membakar kefanatikan
orang-orang Spanyol Muslim. Pengaruh mereka di antara orang-orang itu tak
terhingga. Sebagian besar penduduk di seleruh jazirah itu adalah mualaf, yaitu
orang-orang yang baru masuk Islam. Mereka diangap rendah oleh orang-orang Arab
yang berdarah murni. Pemimpin kaum faqih itu, Yahya bin Yahya, berkomplot
dengan sekelompok kaum bangsawan untuk mengangkat seorang paman Hakam ke atas
singgasana Kordofa. Akan tetapi, komplotan itu tercium sehingga tokoh-tokoh
faqih serta kaum bangsawan, sekitar 72 orang junmlahnya, dibunuh, dan Yahya
selamat melarikan diri.[11]
Hakam meninggal pada tahun 207 H/ 822 M, setelah berkuasa selama
26 tahun, suatu periode yang paling banyak diwarnai pertempuran. Ibnu Al-Athir,
mencatatnya sebagai penguasa Andalusia pertama yang bijaksana sekaligus
ksatria. Satu kekurangannya adalah tidak bersikap ramah terhadap fuqaha. Ia
tidak menghendaki campur tangan fuqaha dalam urusan Negara. Inilah sebab
timbulnya gerakan fuqaha yang berusaha menggulingkan kekuasaan hakam. Mererka
muncul sebagai oposisi hakam dan berusaha menciptakan kegaduhan sehingga
melatari gerakan pemberontakan di Gordoha.[12]
3. Abdurrahman II (822-852 M)
Hakam digantikan oleh anaknya, Abdurrahman, yang nama panggilannya
Ausad.pergantiannya tidak terlepas dari persaingan karena Abdullah, anak
Abdurrahman I, melakukan usaha untuk menduduki tahta. Namun hal ini gagal dan
Abdullah harus tunduk.
Pemerintahan tidak terlepas dari kesulitan-kesulitan. “orang-orang
Kristen dari Merida bangkit memberontak di bawah pimpinan Mahmud bin Al Jabar,
bekas pengumpul pajak dan sulaiman bin Martin. Penyebab pemberontakan ini
adalah pembebanan pajak atas barang sehari-hari dan kekejaman para mentri serta
para pengumpul pajak“. Abdurrahman menumpasnya dengan kekerasan.
Bajingan-bajingan itu ditundukkan dan 7000 pemberontak di bunuh. Suatu
pemberontakan yang baru pecah di Toledo. Dalam pemberontakan itu para
neo/muslim dan orang-orang Yahudi mengambil bagian. Pemberontakan itu dipimpin
oleh seorang muallaf yang bernama Hasyim. Akan tetapi, Hasyim dapat dikalahkan
dan dibunuh dan para pemberontak itu dicerai-beraikan.
Menjelang akhir pemerintahan, golongan fanatic dari penduduk
Kristen di Kordova bangkit memberontak. Pemberontakan ini mengambil sikap yang
paling membahayakan. Mereka menghina orang-orang Islamdan menjelek-jelekkan
Nabi mereka. Tidak beral;asan bagi orang-orang Kristen untuk mengeluh terhadap
pemerintahan Arab. Mereka memperoleh kebebasan beragama, kehidupan social dan
ekonomi serta di beri jabatan-jabatan yang penting dalam pengelolaan Negara.
Orang-orang Kristen itu sangat terpengaruh olehj kesusaateraan dan bahasa Arab.
Mereka juga mengadopsi perilaku dan adat istiadat Arab tanpa memeluk agama
Islam. Orang-orang Kristen yang terpengaruh ooleh Arab itu, yang disaebut
Mozarab, dibenci oleh saudara-saudaranya yang fanatic dengan mencela mereka
sebagai tidak beragama. Pasra pemimpin golongan masyarakat ini adalha seorang
pendeta, Enlogios dan sahabatnya, Alvaro. Mereka menggerakkan yang tidak puas
dan dengan cara itu meningkatkan kebencian golongan yang keras kepala.
“Fitnahan kepada Nabi Muhammad dan kepada Islam oleh orang-orang Kristen
mempunyai arti yang sangat pentinmg di dalam sejarah Islam di Spanyol. Hal itu
menunjukkan sikap keras kepala orang-orang Kristen yang menolak pemerintahan
Muslim dan mengutuk setiap yang berbau Muslim”. Abdurrahman harus mengambil
tindakan yang efektif di dalam masalah itu, dan mengakibatkan banyak laki-laki maupun
perempuan yang suka rela mati sebagai syuhada.[13]
Abdurrahman mewarisi kejayaan dan kemakmuran yang diciptakan oleh
pendahulunya yaitu Hakam. Kerusuhan yang terjadi pada saat itu antara lain
ditimbulkan oleh umat Kristen di daerah pendalaman yang dikepalai pimpinan Suku
Leon, dan juga terdapat serbuan bangsa Norman terhadap wilayah pantai Spanyol.
Kedua kekuatan asing ini dapat dikalahkan pada masa pemerintahan II selama 30
tahun ini, perekonomian rakyat mengalami kemajuan dan kemakmuran. Ia sangat
mencintai seni, kepustakaan, dan berusaha membangun Kordoba sebagai Baghdad II.
Ia mendirikan sejumlah Istana, taman dan menghiasi Ibukota dengan berbagai bangunan
mesjid yang indah. Banyak Ilmuwan berkumpul di istananya yang sebagian mereka
berasal dari Baghdad.
4. Muhammad I (238-273 H / 853-886 M)
Muhammad menggantikan kedudukan ayahnya yaitu Abdurrahman II. Pada
masa ini masyarakat Kristen Toledo dengan bantuan pimpinan suku Leon bangkit
menentang Muhammad. Pasukan Muhammad menumpas kekuatan pemberontak dalam
pertempuran di Guadelet. Di Kordoba timbul gerakan perusuh. Muhammad segera
menempuh langkah-langkah pengamanan ibukota ini dengan menumpas semua kekuatan
pemberopntak. Kekacauan di pusat pemerintahan ini dimanfaatkan oleh bangsa
Perancis dengan menciptakan gangguan di wilayah utara, dan oleh Normandia yang
melancarkan serbuan terhadap wilayah pantai Spanyol.
Kedua kekuatan asing ini dapat dikalahkan oleh pasukan Muhammad I.
Pada akhir masa pemerintahan, muncul sejumlah pemberontakkan diberbagai
pennjuru. Seorang muslim Spanyol yang bernama Musa mengklaim sebagai penguasa
atas kota Aragon. Pemberontakan di wilayah barat dipimpin oleh Ibnu Marwan. Pemberontakan
terbesar terjadi di wilayah perbukitan antara kota Ronda dan Malaga yang
dipimpin oleh Umar ibnu Hafsun.
5. Munzir (273-275 H/886-888 M)
Munzir merupakan penguasa yang energik dan pemberani. Seandainya
ia berusia panjang, niscaya ia cukup mampu menegakkan kedamaian dan ketertiban
Negara. Munzir memimpin sendiri pasukan untuk menghadapi kekuatan Umar ibn
Hafsun. Ia keburu meninggal sebelum mengamankan Negara dari gangguan para
pemberontak.
6. Abdullah (275-300 H/888-912M)
Abdullah merupakan saudara Munzir. Menurut ibn Al-Athir, “Pada
masa ini timbul gerakan pemberontakan dan kerusuhan di segenap penjuru wilayah
Spanyol. Kondisi ini berlangsung sejak awal masa pemerintahanm Abdullah hingga
berakhir”. Ia tidak hanya mendapat perlawanan dari masyarakat Spanyol
pedalaman, tetapi kelompok Aristokratis arab juga menentangnya. Pertengkaran
yang sengit terjadi antar kelangan Arab, kalangan Seville, kalngan Elvire.
Pertengkaran ini sangat mengancam kekuasaaan raja.Umar ibn Hafsun memanfaatkan
kondisi pertengkaran ini dengan upaya memperluas wilayah kekuasaan hingga
mendekati batas Ibukota. Abdullah mengarahkan pasukannya untuk menumpas gerakan
pemberontakan dibawah pimpinan Obaydullah. Pemberontakan yang terbesar selama
ini, yakni pemberontakan Umar ibn Hafsun berhasil dikalahkan oleh pasukan
Obaydullah, sehingga pemberontakan kecil lainnya segera tunduk kepadanya. Tahta
kerajaan berhasil ditegakkannya.[14]
2.2.3 Periode ke-3(912-1013M)
Periode ini berlansung mulai dari pemerintahan Aburrahman III yang
bergelar “An-Nasir” sampai munculnya “raja-raja kelompok” yang dikenal dengan
sebutan Mulk At-Thawa’if. Pada periode ini, Spanyol diperintahn oleh penguas
adengan gelar khalifah, pengguanaan gelar khalifah tersebut bermual dari berita
yang sampai pada Abdurrahman III, bahwa Al-Muktadir Khalifah Daulah Bani Abbas
di Baghdad meninggal dunia dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Menurut
penilaiannya, keadaan ini menunjukkan bahwa suasana pemerintahan Abbasyiah
sedang berada dalam kemelut, ia berpendapat bahwa saat ini merupakan saat yang
paling tepat untuk memakai gelar khalifah yang telah hilang dari kekuasaan bani
Umayyah selama 150 tahun lebih. Karena itulah, gelar ini dipakai mulai tahun
929 M. khalifah-khalifah besar yang memerintah pada periode ini ada tiga orang
yaitu Abdurrahman An-Nasir (912-961 M), Hakam II (961-976 M) dan Hisyam
II(976-1009 M).
Pada periode ini umat islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan
kejayaan, menyaingi kejayaan Daulah Abbasyiah di Baghdad. Abdurrahman An-Nasir
mendirikan universitas Kordoba. Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu
buku. Hakam II juga seporang korektor buku dan pendiri perpustakaan. Pada masa
ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran. Pembangunan kota
berlangsung cepat.
Awal dari kehancuran Khalifah Bani Umayyah di Spanyol adalah
ketika Hisyam naik tahta dalam usia 11 tahun. Oleh karena itu, kekuasaan aktual
berada diterangan para pejabat. Pada tahun 981 M, khalifah menunjuk ibn Abi
Amir sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak. Dia seorang yang ambisius yang
berhasil menancapkan kekuasaannya secara mutlak dan melebarkan wilayah
kekuasaan Islam dengan menyingkirkan rekan-rekan dan saingan-saingannya. Atas
keberhasilan-keberghasilannya, dia mendapat gelar Al-Manshur Billah. Ia wafat
pada tahun 1002 M dan digantikan oleh anaknya Al-Muzaffar, yang masih dapat
mempertahankan keunggulan kerajaan. Akan tetapi, setelah wafat pada tahun 1008
M, dia digantikan oleh adiknya yang tidak memilikim kualitas bagi jabatan itu.
Dalam beberapa tahun saja, Negara yang tadinya m,akmur dilanda kekacauan dan
akhirnya kehancuran total. Pada tahun 1009 M khalifah menguindurkan diri.
Beberraapa orang yang dicoba untuk menduduki jabatan itu tidak ada yang sanggup
memperbaiki keadaan. Akhirnya, pada tahun 1013 M, Dewan Mentri yang memerintah
Cordova menghapuskan jabatan khalifah. Ketika itu, Spanyol sudah berpecah dalam
banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.[15]
1. Abdurrahman III
2. akam II(961-976 M)
3. Hisyam II ( 972 M )
4. Hajib Al-Manshur (976-1002 M)
5. Sulaiman.
Kejayaan Daulah Umayah berakhir ketika meninggalnya Hakam pada
tahun 366 H atau 976 M.[16]
2.2.4 Periode keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh
negara kecil dibawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukuth-Thawaif,
yang berpusat di suatu kota seperti Seville, Cordova, Toledo, dan sebagainya.
Yang terbesar diantaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada periode ini umat
Islam Spanyol kembali memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi
perang saudara, ada diantara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan
kepada raja-raja kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan
politik Islam itu, untuk pertama kalinya, orang-orang kristen pada periode ini
mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun kehidupan politik tidak stabil,
namun kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana
mendorong para sarjana dana sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu
istana ke istana lain.[17]
2.2.5 Periode Kelima (1086-1248 M)
Sekalipun pada masa ini kekuatan muslim Spanyol terpecah menjadi
sejumlah negara kecil, namun terdapat kekuatan yang dominan yakni dinasti
Murabithun (1086-1143 m). dan diansti Murabithun pada mulanya merupakan gerakan
keagamaan di Afrika utara yang dipimpin oleh tokoh-tokoh agama (kiai) yang
tinggal di Ribath (sejenis surau) yang dipimpin oleh seorang guru yang bernama
Abdullah ibn Yasin. Gerakan Ribath ini berubah menjadi gerakan militer yang
melakukan gerakan expansi di bawah pimpinan ibn Tasyfin yang berpusat di kota
Marrakusy.
Ia masuk ke Spanyol atas “undangan” penguasa-penguasa Islam di
sana yang telah memikul beban berat perjuangan mempertahankan negeri-negerinya
dari serangan-serangan orang-orang kristen. Ia dan tentaranya memasuki Spanyol
pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan pasukan Castilia. Karena perpecahan
di kalangan raja-raja muslim, Yusuf melangkah lebih jauh untuk manguasai
Spanyol dan ia berhasil untuk itu. Akan tetapi, penguasa-penguasa sesudah ibn
Tasyfin adalah raja-raja yang lemah. Pada tahun 1143 M, kekuasaan diansti ini
berakhir, baik di Afrika utara maupun di Spanyol dan digantikan oleh dinasti
Muwahhidun.
Al-Muwahhidun didirikan oleh ibn Tumart, berasal dari kawasan sus
di Afrika Utara. Ibn Tumart menamakan gerakannya dengan al-Muwahhidun karena
gerakan ini bertujuan untuk menegakkan tauhid (keesaan Allah), menolak segala
bentuk pemahaman anthropomorfisme (tajsim) yang dianut oleh Murabitun. Karena
itu, semangat perjuangan Ibn Tumart adalah menghancurkan kekuatan Murabithun.
Ditangan Abdul Mun’im, seorang panglima militer Ibn Tumart dan sekaligus
pengganti kedudukannya, Muwahhidun berhasil memasuki Spanyol. Antara tahun
1114-1154 M., kota-kota muslim di Spanyol.jatuh ke tangannya; kordoba, Almeria,
dan Granada. Abdul Mun’im digantikan oleh saudaranya yang bernama Yaqub, dan
kemudian tampilah Yaqub sebagai penerusnya. Dalam beberapa generasi ini
Muwahhidun mengalami masa-masa kemajuan. Setelah kematian Yaqub, Muwahhidun
memasuki masa-masa kemundurannya.bersama dengan kemunduran Muwahhidun ini,
Pasukan salib yang telah dikalahkan oleh salahuddin di palestina kembali ke
eropa dan mulai menggalang kekuasaan baru di bawah pimpinan Alfanso IX.
Kekuasaan keristen ini mengulangi serangannya ke Andalusia. Kali ini mereka
berhasil mengalahkan kekuatan muslim Muwahhidun. Setelah beberapa kali mengami
kekalahan dan terusterdesak, akhirnya penguasa Muwahhidun meninggalkan Spanyol
dan kembali ke Afrika Utara (Marokko). Sepeninggalan Muwahhidun ini, di Spanyol
timbul kembali sejumlah kerajaan kecil. Di antara mereka yang terbesar adalah
kekuatan Muhammad ibn Yusuf ibn Nash yang lebih terkenal sebagai " ibn
Ahmad". Ia berhasil menegakkan sebuah kerajaan selama kurang lebih 2 abad.[18]
2.2.6 Periode keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini, islam hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah
dinasti bani Ahmar (1232-1492 M). peradaban kembali mengalami kemajuan seperti
di zaman Abdurrahman an- Nasir. Akan tetapi, secara politik, dinasti ini hanya
berkuasa diwilayah yang terkecil. Kekuasaan islam yang merupakan pertahanan
terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam
memperebutkan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada
ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain sebagai pengganti menjadi raja. Dia
memberontak dan berusaha memberantas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu,
ayahnya terbunuh kemudian digantikan oleh Muhammad ibn Sa'ad. Abu Abdullah
kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand an Isabella untuk menjatuhkannya. Dua
penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang syah dan Abu Abdullah naik
tahta.
Tentu sasja, Ferdinan dan Isabella yang mempersatukan dua kerajaan
besar Kristen melalui perkawinan itu tidak cukup merasa puas. Keduanya ingin
merebut kekuasaan terakhir umat islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa
menahan serangan-serangan orang Kristen tersebut dan pada akhirnya mengaku
kalah. Ia menyerahkan kekuasaan kepada Ferdinan dan Isabela. Dan keudian dia
hijrah ke Afrika Utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol
pada tahun 1492 M. umat islam setelah itu dihadapjkan pada 2 pilihan, masuk
Krusten atau meniggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada
lagi umat islam di daerah ini.[19]
2.3 KEMAJUAN PERADABAN
1. Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat
brillian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan
penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani Arab ke Eropa pada abad
ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada
abad ke-9 M, selama pemerintahan penguasa bani Umayyah yang ke-5, Muhammad bin
Abdurrahman (832-886 M).
Atas inisiatif Al-Hakam(961-976 M), karya-karya ilmiah dan
filosofis di impor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga, Cordova dengan
perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu mernyaingi Baghdad sebagai
pusat utama ilmu pengetahuan didunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para
pemimpin dinasti bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk
melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.
Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu
Bakr Muhmmad ibn Al-Sayyigh yang lebih dikenal dengan ibn Bajjah. Dilahirkan di
Saragossa ia pindah ke Sevila dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fez
pada tahun 1138 M dalam usia yang masih muda sepertyi Al-Farabi dan Ibn Sina di
Timur, masalah yang dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis. Magnum
opusnya adalah Tadbir Al-Mutawahhid. Serta yang terkenal lainnya ialah Abu Bakr
Ibn Thufa'il, penduduk asli Wadhi' Asy, sebuah dusun kecil disebelah timur
Granada dan wafat pada usia lanjut tahun 1185 M. ia banyak menulis masalah
kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat terkenal
adalah Hay Ibn Yaqzhan.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut
Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rasyd,
dari Cordova. Ia lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. cirri khasnya
adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian
dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama.dia
juga ahli Fiqh dengan karyanya Bidayatul Mujtahid.
2. Sains
Ilmu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan
lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas Ibn Farnash termasyhur dalam ilmu
kimia dan astronomi.ialah orang pertama yang menemukan perbuatan kaca dari
batu. Ibrahim Ibnu Yahya Al Naqqash terkenasl daalm Ilmu Astronomi. Ia dapat
menentikan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia
juga berhasil membuat teropong modern yang dapat mnenetukan jarak antara tata surya
dan bintang-bintang. Ahmad Ibnu Ibas dari cordova adalah ahli dalam bidang
obat-obatan. Umm Al-Hasan binti Al Abi Jafar dan saudara perempuan Al-Hafiz
adalah dua orang ahli kedoktoran dari kalangan wanita.
Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat
melahirkan banyak pemikir terkenal. Ibnu jubair dari falencia ( 1145-1228 M)
menulis tentang negeri-negeri muslim Medinterania dan Sicilia dan Ibnu batutah
dari tangier (1304-1377 M) mencapai samudra pasai dan cina. Ibnu Al-Khatib
(1317-1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan ibnu khaldun dari Thunis
perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan bertempat tinggal sdi Spanyol,
kemudian pindah ke Afrika. Itulah sebagian besar-besar nama besar dalam bidang
sains.
3. Fiqih
Dalam bidang fiqih Spanyol Islam dikenal sebagai penganut mahzab
Maliki. Memperkenalkan mahzab ini adalah ziat ibnu abdul arrahman. Perkembangan
selanjutnya ditentukan oleh ibnu Yahya yang menjadi Qodi pada masa Hisyam ibnu
ala rahman. Ahli fiqih lainnya diantaranya adalah abu baker ibnu al qutiyah,
munzir ibnu said al baluti dan ibnu hazm yang terkenal.
4. Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan bidang seni suara Spanyol Islam mencapai
kecermelangan dengan tokohnya al hasan ibnu Hafi yang dijuluki zariyab. Setiap
kali diselenggarakan pertemuan dan perjamuan zariyab selalu tampil menunjukan
kebolehannya. Ia juga terkenak sebagai pengubah lagu. Ilmu yang dimilikinya itu
diturunkan kepada anak-anaknya. Baik pria maupun wanita, dan juga kepada
budak-budak, sehingga kemashurannya tersebar luas.
5. Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan
Islam di Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non Islam.
Bahkan, penduduk asli Spanyol menduakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak
yang ahli dalam bahasa arab baik keterampilan membaca maupun tata bahasa mereka
itu antara lain : Ibnu Sayyidi, Ibnu Malik, Pengarang Alfiyah, Ibnu Khuruf,
Ibnu al Hajj, Abu Ali Al Isybilli, Abu Al Hasan, Ibnu Usfur, dan Abu Hayyan al
Gharnathi.
Seiring dengan kemajuan bahasa itu karya-karya sastra banyak
bermunculan seperti al 'Iqd Al Farid karya Ibnu Abdul Rabbih, Al Dzakhirah fi
mahasin ahl al-jazirah oleh Ibnu Bassam, kitab ala Qalaid buah karya Al Fath
Ibnu Khaqam dan banyak lagi yang lain.
Cordova
Cordova
Cordova adalah ibukota Spanyol sebelum Islam, dan kemudian diambil
alih oleh Bani Umayah. Oleh penguasa muslim, kota ini dibangun dan diperindah.
Jembatan besar dibangun diatas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman
kota dibangun untuk menghiasi ibukota Spanyol Islam. Pohon-pohon dan bunga di
impor dari timur. Di seputar ibukota berdiri istana-istaan yang megah yang
semakin mempercantik pemandangan, setiap Istana dan taman diberi nama
tersendiri dan dipuncaknya terpancang Istana damsik.
Diantara kembanggaan kota cordova lainya adalah mesjid cordova.
Menurut ibnu al dhalai', terdapat 491 mesjid disana, di samping itu, cirri
khusus kota-kota Islam adalah tempat tempat pengundian. Di cordova saja
terdapat sekitar 900 pemandian di sekitarnya berdiri perkampungan-perkampungan
yang indah. Karena air sungai tak dapat diminum, penguasa muslim mendirikan
saluran air dari pergunungan yang panjangnya 80 km.
Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol.
Diosana berkumpul sisa-sisa kekuatan arab dan pemikir Islam. Posisi cordova
diambil alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol.
Arsitektur bangunannya terkenal diseluruh Eropa Istana al hamra yan gindah dan
megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam. Istana itu
dikelilingi taman-taman yang tidak kalah indahnya.
Kisah tentang kemajuan pembangunan fisik ini masih bias di
perpanjang dengan kota dan istana al-Zahra, istana al-Gazar, menara Girilda dan
lain-lain.
2.4 SEBAB RUNTUHNYA KERAJAAN ISLAM DI SPANYOL
1. Konflik Islam dengan Kristen
1. Konflik Islam dengan Kristen
Para penguasa muslim tidak melakukan islamisasi secara sempurna.
Mereka sudah merasa puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan
Kristen taklukannya dan membiarkan mereka mempertahankan hokum dan adapt mereka
termasuk posisi hierarkhi tradisional asal tidak ada perlawanan bersenjata.
Namun demikian, kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan
orang-orang Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan Negara Islam di
Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Pada
abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam
sedang mengalami kemunduran.
2. Kesulitan Ekonomi
2. Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua masa kedua Islam di Spanyol, para penguasa
membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat
"serius", sehingga lalai membina perekonomian. Akibatnyaq timbul
kesulitan ekonomi yang amat memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik dan
militer.
3. Tidak jelasnya Sistem Peralihan
Kekuasaan
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahliwaris.
Bahkan, karena inilah kekuasaan bani Umayyah runtuh dan Muluk At-Thawa'if
muncul ke Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol
jatuh ketangan Ferdinand an Isabela, diantaranya juga disebabkan permasalahan
ini.
4. Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia
selalu berjuang sendiri, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika
Utara.Dengan demikian tidak ada kekuatan alternative yang mampu membendung
kebangkitan Kristen disana.[20]
2.5 DAULAH FATHIMIYAH MESIR
Dinasti Fathimiyah berdiri tahun 297-567 H /909-1171 M semula di
Afrika Utara kemudian di Mesir di Syiria. Dinasti ini beraliran syiah
Ismailiyah dan pendirinya Ubaidillah al-Mahdi yang datang dari Syria ke Afrika
Utara menisbahkan nasabnya hingga Fathimah binti Rasullulah SAW istri Ali bin Abi Thalib.
Ketika Bani Fathimiah yang berkuasa di Afrika Utara sekitar 60
tahun, kemudian pindah ke Mesir tahun 973 M, juga telah memberikan
sumbangan yang tidak kecil terhadap perkembangan peradaban di daerah itu. Salah
satu peninggalan terbesar bagi peradaban Islam yang dicapai adalah Perguruan
Tinggi (Masjid) Al-Zaituna. Universitas yang berada di Tunisia itu merupakan
Universitas tertua di dunia Islam berdiri tahun 976 M. tetapi pembangunan
Universitas Itu sesungguhnya dilaksanakan setelah pusat pemerintahan pindah ke
Mesir.
2.5.1 Peninggalan Peradaban
Kota Kairo dibangun pada tanggal 17 Sya’ban 358 H/969 M oleh
panglima perang dinasti Fathimiyah yang beraliran Syi’ah Ismailiyah, Jawhar
al-Siqili, atas perintah Khalifah Fathimiyah, al-Mu’izz Lidinillah (953-975),
sebagai ibu kota kerajaan dinasti tersebut. Bentuk kota ini hampir merupakan segi empat.
Di sekelilingnya dibangun pagar tembok besar dan tinggi, yang sampai sekarang
masih ditemui peninggalannya. Pagar tembok ini memanjang dari masjid Ibn tulun
sampai ke Qal’at Al-Jabal, memanjang dari Jabal Al-Muqattam sampai ke tepi
sungai Nil. Daerah-daerah yang dilalui oleh dinding ini sampai sekarang disebut
al-Husainiyah, bab al-luk, Syibra, dan Ahya Bulaq
c Perguruan tinggi Al-Azhar sangat berperan dalam meningkatkan
kebudayaan dan peradaban Islam, baik di negeri Arab atau di negeri bukan Arab.
Selama berabad-abad perguruan Tinggi Al-Azhar menjadi pusat pendidikan dan
pertemuan para pelajar seluruh dunia dan menimba pengetahuan agama Islam.
2.5.2 Para Khalifah yang Memimpin Pada Masa Daulah Fathimiyah
Periode Fathimiah dimulai dengan al-Mu’izz dan puncaknya terjadi
pada masa pemerintahan anaknya, al-Aziz. al-Mu’izz Lidinillah dan ‘Aziz (975-996 M) di
Mesir dapat disejajarkan dengan Harun al-Rasyid dan al-Ma’mun di Baghdad.
Khalifah-kalifah Daulah Fathimiyah secara keseluruhan ada empat
belas orang, tetapi yang berperan adalah:
1. Ubaidillah al-Mahdi
2. Qo’im (322 H/934 M)
3. Mansur (334 H/945 M)
4. Mu’izz (341 H/952 M)
5. Aziz (364 H/973 M)
6. Hakim (386 H/996 M)
7. Zahir (411 H /1020 M)
8. Mustansir (427 H/1035 M).
2.5.3 Sumbangsih Para Khalifah
Pada masa pemerintahan al-Aziz, mengadakan program dengan
mendirikan Masjid-masjid, istana, jembatan, dan kanal-kanal baru. Pada masa
Aziz Billah dan Hakim Biamrillah, terdapat seorang mahaguru bernama Ibn Yunus
yang menemukan pendulum dan ukuran waktu dengan ayunannya. Karyanya Zij
al-Akbar al-Hakimi diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Dia meninggal pada
tahun 1009 M dan penemuan-penemuannya diteruskan oleh Ibn an-Nabdi (1040) dan
Hasan Ibn Haitham, seorang astronom dan ahli optika. Yang disebut terakhir
menemukan sinar cahaya datang dari objek ke mata dan bukan keluar dari mata
lalu mengenai benda luar.
Pada masa pemerintahan al-Hakim (996-1021 M), didirikan Bait
Al-Hikmah, terinspirasi dari lembaga yang sama yang didirikan di Cordova dan
al-Ma’mun di Baghdad. Dilengkapi dengan perpustakaan yang bernama Dar Al-Ulum
yang diisi dengan bermacam-macam buku tentang bermacam-macam ilmu. Lahir
sarjana-sarjana dalam bermacam-macam ilmu, diantaranya yang terkenal adalah Ibn
Haitsam yang di Barat disebut dengan al-Hazen. Bukunya kitab al-Manazhir
mengenai ilmu cahaya diterjemahkan ke dalam bahasa latin di masa Gerard of
Cremona dan disiarkan tahun 1572.
Di masa khalifah ke-8 Mustansir pengembangan ilmu makin semarak
dengan perpustakaan Negara yang dipenuhi dengan 200.000 buah buku. Zaman
khalifah-khalifah ini Mesir mengalami kemakmuran. Perdagangan juga berkembang
ke segala arah, ke India, ke Italia, dan Laut tengah barat, dan kadang-kadang
ke Byzantium. Kota Kairo menjadi kota internasional yang berkembang
produksi-produksinya. Kemakmuran penduduknya juga merangsang timbulnya
pemikiran dari seluruh Dunia Islam karena semangat intelektualnya dan semangat
toleransinya.
Dinasti Fathimiah ditumbangkan oleh dinasti Ayyubiah yang
didirikan oleh Shalah Al-Din, seorang pahlawan Islam terkenal dalam Perang
Salib. Ia tetap mempertahankan lembaga-lembaga ilmiah yang didirikan oleh
Dinasti Fathimiah tetapi mengubah orientasi keagamaannya dari Syi’ah kepada
Sunni. Ia juga mendirikan lembaga-lembaga ilmiah baru, terutama masjid yang
dilengkapi dengan tempat belajar teologi dan hukum. Karya-karya ilmiah yang
muncul pada masanya dan sesudahnya adalah kamus-kamus biografi, kompendium
sejarah, manual hukum, dan komentar-komentar teologi. Ilmu kedokteran diajarkan
di rumah-rumah sakit. Prestasinya yang lain adalah didirikannya sebuah
rumah sakit bagi orang yang cacat pikiran.[21]
BAB III
KESIMPULAN
Spanyol ditaklukan oleh Thariq bin Ziyad beserta 7000 pasukannya.
Menurut suatu riwayat dia pernah membakar kapal-kapalnya untuk melenyapkan
harapan anggota-anggota pasukannya untuk melarikan diri, dan setelah itu dia berpidato:"Saudara-saudara
sekalian, kemanakah saudara-saudara hendak melarikan diri? Lautan dibelakang
kamu dan musuh dihadapan kamu. Demi Allah teruslah tabah dan sabar.
Dan ada pula satu riwayat yang menyangkal bahwa Thariq telah
membakar kapal-kapalnya. Menurut riwayat itu hanya pidatonya saja yang benar
terjadi, penaklukan ini terjadi pada masa khalifah Walid bin Abdul Malik.
Faktor-faktor pendukung penaklukan Spanyol:
Faktor-faktor pendukung penaklukan Spanyol:
Ketidak toleranan dari para penguasa Got terhadap agama selain
Kristen
Keadaan social, politik dan ekonomi yang menyedihkan
Keadaan social, politik dan ekonomi yang menyedihkan
Kejahatan-kejahatan yang telah lama berkecamuk
Terpecahnya negri itu menjadi Negara-negara kecil ketika bangsa
itun diserbu oleh bangsa Teutonik.
Perkembangan Islam di Spanyol
a. Periode Pertama (711-755 M)
Periode ini di pimpin oleh para wali yang berpusat di Damaskus.
Belum tercapainya stabilitas politik.
Gangguan dari dalam kebanyakan terjadi dari kalangan para penguasa
yang diakibatkan oleh perbedaan etnis dan golongan yang menimbulkan sering
terjadinya perang saudara.
Pergantian wali dan persaingan terus menerus.
Gangguan dari yang luar yang datang dari sisa-sisa musuh Islam
yang bertempat tinggal di daerah pegunungan.
Belum terjadinya pembangunan di bidang kebudayaan dan peradaban
karena terlalu banyak konflik dari dalam.
b. Periode kedua (755-912 M)
Abdurrahman Ad-Dakhil (756-788
M)
Hisyam (788-796 M)
Hakam (796-822 M)
Abdurrahman II (822-852 M)
Muhammad I (853-886 M)
Munzir (886-888 M)
Dinasti Fathimiyah berdiri tahun 297-567 H /909-1171 M semula di
Afrika Utara kemudian di Mesir di Syiria. Dinasti ini beraliran syiah
Ismailiyah dan pendirinya Ubaidillah al-Mahdi yang datang dari Syria ke Afrika
Utara menisbahkan nasabnya hingga Fathimah binti Rasullulah SAW istri Ali bin Abi Thalib.
Salah satu peninggalan terbesar bagi peradaban Islam yang dicapai
adalah Perguruan Tinggi (Masjid) Al-Zaituna. Universitas yang berada di Tunisia
itu merupakan Universitas tertua di dunia Islam berdiri tahun 976 M. tetapi
pembangunan Universitas Itu sesungguhnya dilaksanakan setelah pusat
pemerintahan pindah ke Mesir.
Wilayah kekuasaan Dinasti Fathimiah meliputi Afrika Utara,
Sicilia, dans Syria. Berdirinya kota kairo sebagi ibu kota kerajaan diprakarsai
oleh khalifah al-Mui’izz Lidinillah yang datang ke Mesir tahun 362 H/973 M
memasuki kota Iskandariyah, kemudian menuju kota Kairo. Setelah pembangunan
kota Kairo selesai lengkap dengan istananya. Al-Siqili mendirikan Masjid Al-Azhar, 17 Ramadhan 359 H ( 970 M). Masjid ini berkembang menjadi sebuah
universitas besar yang sampai sekarang masih berdiri megah. Nama Al-Azhar
diambil dari Periode Fathimiah dimulai dengan al-Mu’izz dan puncaknya
terjadi pada masa pemerintahan anaknya, al-Aziz. al-Mu’izz Lidinillah dan ‘Aziz (975-996 M) di Mesir dapat
disejajarkan dengan Harun al-Rasyid dan al-Ma’mun di Baghdad.
az-Zahra, julukan Fathimah, puteri Nabi Muhammad SAW dan istri
‘Ali ibn Abi Thalib, Imam Pertama Syiah.
DAFTAR PUSTAKA
A.Syalabi. 1995. Sejarah kebudayaan Islam2.Jakarta: PT Al-Husna Zikra.
K.Ali. 2003. SejarahIslam. Jakarta: Srigunting.
Mahmudunnasir,Syed. 1993. Islam (Konsepsi Dan Sejarahnya). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wassenstein, David.1985. Politics and Society in Islamic. Spain;New Jersey: Princeton
Univercity Press.
Yatim, Badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
[8] Badri Yatim op cit hlm 93-94 Lih. David
Wasenstein, Politics and Society in Islamic, Spain:1026-1086 (New
Jersey:Princeton Univercity Perss,1985) hlm 15-16
Belum ada komentar untuk "PERADABAN ISLAM"
Berikan Tanggapan mengenai Artikel Di Atas :